My Picture

My Picture
In my mind

Kamis, 29 September 2016

makalah bahasa indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peroses penyampaian bahasa, baik itu secara lisan maupun tulisan sebenarnya tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat.
Penyampaian kalimat yang baik akan mewakili gagasan, pikiran atau perasaan seseorang ketika berbahasa, dan akan menggugah imajinasi pendengar atau pembaca terhadap hal yang disampaikan, maka hal yang penting adalah mengetahuai pola dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidahnya.
Makalah ini akan sedikit memaparkan mengenai pola dasar kalimat dan kaidah-kaidah yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan kalimat?
2.      Ada berapakah unsur pelengkap suatu kalimat?
3.      Bagaimana  pola dasar suatu kalimat?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang akan diambil dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Memahami dan mengerti arti dari kalimat.
2.      Dapat mengetahui unsur-unsur yang melengkapi suatu kalimat
3.      Mengetahui dan mengerti pola dasar kalimat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat
Dalam berbagai literatur sering kita temukan bahwa kalimat diartikan sebagai kumpulan kata-kata dan memenuhi unsur subjek, predikat, dan objek. Dalam kenyataannya tidak semua kalimat yang digunakan dalam tuturan sehari-hari memenuhi persyaratan tersebut. Pengertian kalimat sebagai kumpulan kata-kata dan memenuhi unsur subjek, predikat, dan objek tidaklah tepat , pengertian diatas lebih mengacu pada pengertian klausa.
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Bila diekspresikan kedalam wacana tulisan, kalimat itu akan tampak dengan penandaan berupa penulisan ejaan yang disempurnakan, seperti penulisan diawali dengan hurup kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik(.), seru(!), dan tanya(?).
2.2 Unsur-Unsur Kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).
Berikut beberapa unsur kalimat.
1.      Subyek (S)
Disebut juga pokok kalimat, karena merupakan unsur inti suatu kalimat. Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang dibendakan. Merupakan jawaban dari pertanyaan “Siapa” atau “Apa”.
Contoh :
a.       Luthfi adalah seorang pelajar di UIN SGD Bandung.
b.      NOAH adalah salah satu band besar di Indonesia.
2.      Predikat (P)
Unsur inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan subyek.
 Biasanya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS).
 Merupakan jawaban dari pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”.
 Contoh :
a.       Van Persie bermain dengan baik.
b.      Dia pelari tercepat di Indonesia.
3.      Objek (O)
Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
 Biasanya terletak di belakang predikat.
 Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.
 Ada dua macam objek, yaitu :
Objek Penderita : kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subyek.
Makna objek penderita :
a.       Penderita
Contoh :  Dia memukul-mukul tembok.
b.      Penerima
Contoh :  Luthfi memakai celana saya.
c.       Tempat
Contoh  :  MU akan datang ke Indonesia.
d.      Alat
Contoh : Pak Guru melempar penghapus ke arah dia.
e.       Hasil
Contoh :  Dia membuat patung Kuda
Objek Penyerta : objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
Makna objek penyerta :
a.       Penderita.
Contoh :  Andi memberikan Dewi bunga mawar.
b.      Hasil.
Contoh :  Dia membelikan orangtuanya rumah.
4.      Keterangan (K)
Hubungannya dengan predikat renggang.
 Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.
 Terdiri dari beberapa jenis :
a)      Keterangan Tempat
Contoh: NOAH akan mengadakan konser di Singapore.
b)      Keterangan Alat
Contoh: Abah memetik buah menggunakan tongkatnya.
c)      Keterangan Waktu
Contoh: Sinta akan tiba di Bandung pukul 12.00 WIB.
d)     Keterangan Tujuan
Contoh: Kita harus rajin berolahraga agar sehat.
e)      Keterangan Cara
Contoh: Mereka memperhatikan koreo dengan seksama.
f)       Keterangan Penyerta
Contoh: Luthfi pergi bersama Robeey.
g)      Keterangan Similatif
Contoh: Budi memberikan arahan kepada pemain sebagai pelatih.
h)      Keterangan Sebab
Contoh: Dia sangat sukses sekarang karena giat bekerja.
5.      Pelengkap (Pel.)
Terletak di belakang predikat.
 Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subyek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
 Contoh :
a.       Kibum memberikanku novel bagus.
b.      Hangeng menghadiahkan orangtuanya restoran baru.
c.       Mahkota itu bertahtakan mutiara.
2.3. Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
a.       Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
Mereka / sedang bekerja.
     S                    P (kata kerja)
pamannya / pemain bola.
     S                 P (kata benda)
Gambar itu / bagus.
      S                P (kata sifat)
Peserta penataran ini / empat puluh orang.
             S                         P (kata bilangan)
b.      Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang menyusun / setrategi penyerangan.
      S                   P                             O
c.       Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Budi / beternak / ayam.
  S               P          Pel.
d.      Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat.
  S           P             O       Pel.
e.       Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya.
     S            P                   K
f.       Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
    S              P                  O                   K
g.      Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
    S           P          Pel.              K
h.      Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
  S           P              O         Pel.           K
Kalimat dan Kalimat yang Baik dan Benar
Kalimat
Kalimat bisa dilihat dari beberapa sisi. Dilihat dari fungsi, kalimat adalah alat komunikasi. Jika dilihat dari bentuk dan proses terjadinya, kalimat membentuk suatu unsur atau pola yang terdiri dari unsur-unsur yang teratur (Razak,1990:3)
Kalimat terdiri dari satu kata atau lebih yang menjadi kesatuan yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik. Kalimat adalah kesatuan bahasa terkecil yang lengkap dan memiliki intonasi final. Suatu kesatuan kata bisa disebut kalimat apabila di dalamnya minimal memiliki predikat dan subjek, diawali huruf kapital dan diakhiri tanda tanya (?), tanda titik (.), tanda seru (!).
Kalimat yang Baik dan Benar
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula (BPBI, 2003:91).
Definisi kalimat efektif juga diungkapkan oleh Badudu (1995) Kalimat efektif ialah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembaca (penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penuturatau penulis. Selain itu, Badudu (1989:36) juga berpendapat, “sebuah kalimat dapat efektifapabila mencapai sasaran dengan baik sebagai alat komunikasi.” Parera (1984:42) mendefinisikan kalimat efektif adalah bentuk atau kalimat-kalimat sadar dan disengaja disusun untuk mencapai intonasi yang tepat dan baik seperti yang ada dalam pikiran pembaca atau penulis.
Selain pengertian-pengertian di atas ada beberapa ahli bahasa berpendapat bahwa kalimat efektif memiliki syarat dan pola-pola untuk membentuknya, seperti yang dikemukakan oleh Putrayasa (2007: 66) bahwa Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi secara sempurna karena memenuhi syarat-syarat pembentuk kalimat efektif tersebut.
Secara garis besar, ada dua syarat kalimat efektif, yaitu
·                     Syarat awal yang meliputi pemilihan kata atau diksi dan penggunaan ejaan,
·                     Syarat utama yang meliputi struktur kalimat efektif dan ciri kalimat efektif
Keraf (1984: 36) berpendapat, kalimat efektif tidak hanya sanggup memenuhi kaidah-kaidah atau pola-pola sintaksis, tetapi juga harus mencakup beberapa aspek lainnya yang meliputi, sebagai berikut:
·                     Penulisan secara aktif sejumlah perbendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut,
·                     Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif ,
·                     Kemampuan mencantumkan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-gagasan,
·                     Tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang.
Berdasarkan pengertian-pengertian tentang kalimat efektif di atas, dapat disimpulkan bahwa kailmat efektif adalah kalimat yang memiliki kekuatan atau kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca. Jadi, kalimat efektif selalu menonjolkan gagasan pokok dengan menggunakan penekanan agar dapat diterima oleh pembaca.
Akan tetapi, menurut beberapa penjelasan atau pengertian mengenai kalimat efektif yang ada dalam bab ini, dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mewakili ide dari penulis atau pengarang yang dapat diterima dan dimengerti oleh pembaca.
Namun, pengertian kalimat efektifyang dijelaskan di atas berarti hal terpenting dalam tulisan adalah dapat diterima atau dimengertinya sebuah kalimat oleh pembaca tanpa menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar.
Padahal,terdapat perbedaan penggunaan bahasa tulisan dan bahasa lisan. Bahasa tulisan harus menggunakan bahasa yang baik dan benar agar dapat mudah diterima dan dimengerti oleh pembaca.
Jenis Kalimat menurut Fungsinya
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci menjadi kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jeis kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk positif dan negatif. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu. Dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh bermacam-macam tanda baca.
Kalimat Pernyataan (Deklaratif)

Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik).
Misalnya:
Positif
Ø    Presiden Gus Dur mengadakan kunjungan ke luar negeri.
Ø    Indonesia menggunakan sistem anggaran yang berimbang.

Negatif
Ø    Tidak semua bank memperoleh kredit lunak.
Ø    Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yang memuaskan tentang bisnis komdominium di kota-kota besar.

Silakan Anda buat lima buah contoh lainnya!
Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca tanda tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa, berapa, dan kapan.
Misalnya:
Positif
Ø    Kapan Saudara berangkat ke Singapura?
Ø    Mengapa dia gagal dalam ujian?
Negatif
Ø    Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang disepakati?
Ø    Mengapa tidak semua fakir miskin di negara kita dapat dijamin penghidupannya oleh nefara?
Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru).
Misalnya:
Positif
Ø    Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke Pak Sahluddin!
Ø    Tolong buatlah dahulu rencana pembiayaannya.
Negatif
Ø    Sebaiknya kita tidak berpikiran sempit tentang hak asasi manusia.
Ø    Janganlah kita enggan mengeluarkan zakat kita jika sudah tergolong orang mampu.
Kalimat Seruan
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan “yang kuat” atau yang mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis).
Misalnya:
Positif
Ø    Bukan main, cantiknya.
Ø    Nah, ini dia yang kita tunggu.
Negatif
Ø    Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
Ø    Wah, target KONI di Asian Games XIII tahun 1998 di Bangkok tidak tercapai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil kajian makalah yang telah di buat mulai dari pendahuluan, kajian materi dari beberapa literatur atau sumber yang penulis peroleh serta data-data yang mendukung terhadap makalah ini. Kajian makalah ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagi berikut:
1.        Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.
2.        Unsur-Unsur Kalimat: Subyek (S), Predikat (P), Objek (O), Keterangan (K),Pelengkap (Pel.).
3.        Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia: Kalimat Dasar Berpola S P, Kalimat Dasar Berpola S P O, Kalimat Dasar Berpola S P Pel., Kalimat Dasar Berpola S P O Pel., Kalimat Dasar Berpola S P K, Kalimat Dasar Berpola S P O K, Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K, Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
3.2 Penutup
Demikian makalah ini saya buat bertujuan untuk melengkapi tugas mandiri dan memperkaya wawasan dalam bidang Bahasa Indonesia. Semoga tulisan ini bisa menjadi pertimbangan dan kiranya dapat menarik perhatian serta bermanfaat bagi semua pihak.





DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yuanis, dkk. 2011. Kemampuan Menulis & Berbicara Akademik. Bandung: Rizqi Press.
Heryati, Yeti, dkk. 2012.Pengembangan kompetensi Bahasa Indonesia.Bandung: Pusat Bahasa.
http://sitompulke17.wordpress.com/2009/11/03/struktur-kalimat-bahasa-indonesia/